Kalau aku beli makan, harganya mahal.
Kalau beli makan di warung-warung gitu, gak ada sambelnya.
Padahal, masakannya itu hambar banget.
Kalau aku tanya, “Gak ada sambel ya?”, aku tanyanya baik-baik, ramah! Orangnya tak panggil buk, padahal dah mbah-mbah!
Dia jawabnya “Ini udah pedes mbak, sayurnya!” Jutek amat!
Sabar….. hanya itu saja!
Tetep ramah, tetep berbuat baik.
Masih ingat status mas Sona tempo hari, intinya… “jangan sampai orang lain menghalangimu untuk berbuat baik”
Iya, tetep sabaaaar aja…
Di lain hari, masih tetep gak ada sambelnya (dan masih tetep pula rasa masakannya itu hambar).
Aku bertanya lagi, “Buk kok ada sambelnya ya? Kenapa ya Buk?”
“tomat mahal mbk.”
“berapa buk?”
“Rp bla..bla…bla…” (sepuluh ribu kalau aku gak salah inget.
Hmm, dimaklumi.
Aku, siang ini, yang lagi nyari ide bisnis, jadi kepikiran, kenapa gak bisnis tomat aa ya?
Bertanam tomat, Pertanian ๐
Iya, walaupun, belum punya tanah, belum bisa nyewa lahan juga.
Bertanam di kos aja.
Bukankah ini tantangannya?
Bismillah
Semangat!
Merintis bisnis sedari dini, merintis bisnis pertanian.
Jika ini tantangannya ๐